KEPALA PEMBAGI UNIVERSAL
I. Tujuan Khusus Pembelajaran
1. Peserta dapat menjelaskan fungsi kepala pembagi
2. Peserta dapat menjelaskan pembagian langsung
3. Peserta dapat menjelaskan pembagian sederhana
4. Peserta dapat menjelaskan pembagian sudut
5. Peserta dapat menjelaskan pembagian differensial
II. Uraian Materi
Mesin frais selain mengerjakan pekerjaan-pekerjaan pengefraisan rata, alur dan sudut dapat juga digunakan untuk mengerjakan benda kerja yang mempunyai banyak bidang dan banyak sudut, yang dimaksud benda kerja yang mempunyai banyak bidang ialah benda kerja yang mempunyai beberapa bidang atau sudut atau alur yang beraturan, misalnya :
1. Segi banyak beraturan
2. Batang beralur
3. Batang bergigi
4. Roda gigi
4.1.Roda gigi lurus
4.2.Roda gigi helix
4.3.Roda gigi payung
4.4.Roda gigi cacing
Untuk dapat mengerjakan benda kerja seperti tersebut diatas, maka mesin frais dilengkapi dengan kepala pembagi universal serta kelengkapannya. Kepala pembagi ini berfungsi untuk membuat pembagian atau mengerjakan benda kerja bidang-bidang tadi dalam sekali pencekaman.

Gambar 1. Kepala Pembagi Universal
Dalam pelaksanaannya, pembagian beraturan tersebut dapat dilaksanakan dengan 4 (empat) cara yaitu :
- Pembagian langsung
- Pembagian sederhana
- Pembagian sudut
- Pembagian differensial
Keempat cara tersebut diatas adalah merupakan tingkatan cara pengerjaan (pembagian) artinya cara kedua lebih sukar dari cara pertama dan cara ketiga lebih sukar dari cara kedua.
Sedangkan cara ke empat adalah cara yang paling sukar dan digunakan apabila ketiga cara yang lainnya tidak dapat lagi digunakan.
- Pembagian langsung
Kepala pembagi universal biasanya dilengkapi dengan pelat pembagi dengan alur V. Pelat pembagi ini ada yang beralur 24, 60 dan mungkin ada yang lain.
Untuk pelat pembagi beralur 24, dapat digunakan untuk pembagian 2, 3, 4, 6, 8, 12 dan 24.
Untuk pelat pembagi beralur 60, dapat digunakan untuk pembagian 2, 3, 4, 5, 6, 10, 12, 15, 20, 30 dan 60.
Contoh :
Bagaimana caranya mengerjakan benda kerja yang mempunyai 6 bidang beraturan (segi 6) bila pelat pembagi mempunyai alur 24.
Jawab :
Pemutaran benda kerja (untuk setiap segi) 


Jadi untuk mengerjakan setiap bidang (segi), spindel nose (benda kerja) diputar sebanyak 4 alur atau pengunci dimasukkan pada alur kelima bila dihitung dari posisi semula.
- Pembagian sederhana
Dengan pembagian langsung, jumlah pembagian dan sudut putar sangat terbatas. Maka untuk jumlah pembagian dan sudut putar yang banyak dilakukan dengan cara pembagian sederhana.
Kepala pembagi universal, pembagian atau sudut putar spindel dilewatkan melalui roda gigi cacing dengan batang ulir cacing tunggal. Pada umumnya ratio roda gigi cacing dan ulir gigi cacing 1 : 40 ; artinya satu putaran roda gigi cacing memerlukan 40 putaran ulir cacing (engkol kepala pembagi).
Tetapi ada juga ratio roda gigi cacing dan ulir cacing 1 : 60. Kepala pembagi universal juga dilengkapi dengan piring pembagi atau pelat baja yang mempunyai beberapa lingkaran lubang-lubang yang sepusat dengan jarak antara lubang pada satu lingkaran lubang adalah sama.
Fungsi dari piring pembagi ini adalah untuk menempatkan pemutaran/ pembagian benda kerja. Kepala pembagi universal biasanya dilengkapi dengan 2 atau 3 buah piring pembagi yang mempunyai lubang sebagai berikut :
- Piring pembagi dengan lubang : 43, 37, 29, 21, 18, 15
- Piring pembagi dengan lubang : 47, 39, 31, 23, 19
- Piring pembagi dengan lubang : 49, 41, 33, 27, 20, 17

Gambar 2. Piring pembagi
Bila ditentukan angka pemindahan (ratio 40 : 1) atau ฮฏ = 40 : 1, maka putara engkol kepala pembagi
atau 


Nc = putaran engkol kepala pembagi
ฮฏ = angka pemindahan (ratio)
T = jumlah pembagian benda kerja
Contoh :
2.1.Sebuah benda kerja akan dibagi menjadi 18 bagian yang sama.
Hitung Nc bila ฮฏ = 40 : 1
Jawab :

Jadi engkol kepala pembagi diputar 2 putaran penuh ditambah 4 lubang (bagian) pada lingkaran lubang 18.
2.2.Sebuah benda kerja akan dibagi menjadi 44 bagian yang sama.
Hitung Nc bila ฮฏ = 40 : 1
Jawab :

Jadi putaran engkol kepala pembagi diputar 30 lubang (bagian) pada lingkaran lubang 33.
3. Pembagian sudut
Pembagian sudut ialah pembagian benda kerja yang ditentukan oleh sudut dari pusat lingkaran sampai sudut yang dikehendaki.
Untuk kepala pembagi dengan ฮฏ = 40 : 1, maka setiap putaran ulir cacing akan memutar benda kerja 1/40 putaran, atau : 

Bila kepala pembagi dengan ฮฏ = 60 : 1, maka setiap putaran ulir cacing akan memutar benda kerja 1/60 putaran, atau :

|


Contoh :

3.1.Untuk membuat sudut 36˚ dengan ฮฏ = 40 : 1, maka engkol kepala pembagi diputar : 

3.2.Untuk membuat sudut 40˚ maka engkol kepala pembagi diputar :

Jadi 4 putaran engkol penuh ditambah 8 lubang (bagian) pada lingkaran lubang 18.
3.3.Untuk membuat sudut 61˚ 201 dengan ฮฏ = 40 : 1, maka engkol kepala pembagi diputar :

Jadi engkol kepala pembagi diputar 6 putaran penuh ditambah 22 lubang (bagian) pada lingkaran lubang 27.
4. Pembagian differensial
Cara pembagian differensial ini dilakukan bila pembagian dengan cara yang sudah dibicarakan diatas tidak dapat dilakukan, sehingga ditempuh dengan cara pembagian differensial. Pada cara ini, pelat index tidak dimatikan pada waktu memutar engkol kepala pembagi. Jadi pelat index bergerak berputar melalui roda gigi payung atau roda gigi helix ke pelat index. Tetapi hal ini tidak dapat dilaksanakan pada pengefraisan kepala pembagi posisi vertikal dan pengefraisan helix.

Gambar 3 Alur pembagian differensial.
Cara pembagian differensial menggunakan angka pembagi (bayangan) yang dapat dibagi dengan lubang-lubang yang ada pada piring pembagi. Angka pembagi/ bayangan (T1) tidak lebih besar dari 17% angka pembagi yang sebenarnya (T) atau angka yang pembagi yang dikehendaki.
Langkah-langkah yang harus dilakukan pada cara pembagian differensial adalah sebagai berikut :
a. Menentukan angka pembagi bayangan (T1)
b. Menghitung putaran engkol kepala pembagi 

c. Menghitung roda gigi pengganti
d. Menentukan arah putaran dari piring pembagi
Rumus untuk menghitung/ mencari roda gigi pengganti : 

ฮฏ = angka pemindahan roda cacing dan alur cacing (ratio)
ฮฏk = angka pemindahan roda gigi payung
T1 = angka pembagi (bayangan)
T = angka pembagi yang dikehendaki (sebenarnya)
Putaran piring pembagi ditentukan oleh hasil perhitungan (T1-T). Bila T1>T atau T1-T adalah positif (+), maka putaran piring pembagi akan berputar searah dengan putaran engkol kepala pembagi (ke kanan).
Bila T1<T atau T1-T adalah negatif (-), maka putaran piring pembagi akan berlawanan arah dengan engkol kepala pembagi (ke kiri).
Untuk mendapatkan putaran yang berlawanan ini harus ada roda gigi antara sebagai pembalik arah.
Catatan :
Alasan piring pembagi harus ikut berputar :
Bila engkol kepala pembagi diputar makin jauh, maka pembagian yang dibuat akan makin sedikit sebaliknya bila engkol kepala pembagi diputar makin dekat, maka pembagian yang dibuat makin banyak. Jadi dengan ikut berputarnya piring pembagi, maka akan menambah atau mengurangi sudut putar engkol kepala pembagi, yang berarti juga akan menambah atau mengurangi pembagian.
Contoh :
4.1.Akan dibuat roda gigi dengan jumlah gigi (T) = 49
Kepala pembagi : ฮฏ = 40 : 1
ฮฏk = 40 : 1
Penyelesaian :
Karena roda gigi yang akan dibuat (T) = 49, maka diambil T1 = 48 maka : 

Jadi Nc = 15 lubang (bagian) pada piring pembagi lobang 18
Roda gigi pengganti :

Jadi driver (Z1) = 40, dipasang pada poros yang satu sumbu dengan benda kerja.
Driven (Z2) = 48, dipasang pada poros yang satu sumbu dengan roda gigi payung.
Arah putaran piring pembagi :
Karena T1 < T atau T1 – T adalah negatif (-) maka piring pembagi akan berputar berlawanan dengan putaran engkol kepala pembagi.
Jadi antara Z1 dan Z2 harus dipasang roda gigi antara untuk membalik arah. Bila piring pembagi berputar berlawanan arah berarti akan menambah sudut putar sebesar
sehingga gigi yang akan terjadi adalah : 


4.2.Pembagian differensial sudut
Hal ini dilakukan bila dengan cara pembagian sudut seperti yang telah dibicarakan diatas tidak dapat dilaksanakan.
Contoh : sebuah benda kerja akan dibagi hingga setiap bagian membentuk sudut = 32˚50’
Disini berarti : 


Diambil : 

maka : 


atau : Nc = 4 putaran engkol kepala pembagi 1 lobang (bagian) pada piring pembagi lobang 49.

Jadi roda gigi pengganti yang digunakan :
Z1 = 64 Z3 = 100
Z2 = 28 Z4 = 56
Karena T1 < T maka putaran piring pembagi berlawanan arah dengan engkol kepala pembagi.
III. Rangkuman
1. Kepala pembagi berfungsi untuk membuat pembagian dalam pengefraisan atau mengerjakan benda kerja berbidang-bidang dalam sekali pencekaman.
2. Pembagian bidang-bidang pada benda kerja dapat dilakukan dengan cara :
2.1.Pembagian langsung
2.2.Pembagian sederhana
2.3.Pembagian sudut
2.4.Pembagian differensial
3. Pembagian differensial dilakukan apabila pembagian dengan cara pembangian langsung, pembagian sederhana dan pembagian sudut tidak dapat dilakukan lagi
KEGIATAN BELAJAR 2
RODA GIGI LURUS DAN CARA PENGEFRAISAN
I. Tujuan Khusus Pembelajaran
1. Peserta dapat menjelaskan fungsi roda gigi lurus
2. Peserta dapat menjelaskan ukuran-ukuran roda gigi lurus
3. Peserta dapat merencanakan dan menghitung ukuran roda gigi lurus
4. Peserta dapat memilih nomor pisau frais gigi
5. Peserta dapat menjelaskan cara pemasangan benda kerja dan pisau frais
6. Peserta dapat mengefrais roda gigi lurus
II. Uraian Materi
1. Dasar Teori
Roda gigi berfungsi sebagai alat penghubung putaran, pembalik arah putaran dan juga sebagai alat untuk memperkecil atau memperbesar putaran.
Pada hakekatnya profil gigi dapat dibentuk dengan bermacam-macam cara, antara lain :
a. Dengan dipotong : - Milling (frais) - Planing
- Shaping - Hobbing
b. Dengan dicetak : - Dituang kemudian disempurnakan dengan pemotong.
c. Dengan diroll : - Semacam proses kartel
Sebagai pekerjaan akhir (finishing) dapat dilakukan dengan gerinda, lopping, bila dikehendaki.
Cara-cara tersebut diatas dipergunakan atau dipilih dengan faktor-faktor yang ada, yakni :
- Type mesin yang tersedia
- Kemampuan skill operator
- Ketelitian yang dikehendaki
- Kekuatan roda gigi yang dikehendaki
- Jumlah roda gigi yang akan dibuat
- Kecepatan produksi yang dikehendaki
- Biaya / harga
Pada modul ini hanya akan membicarakan pengefraisan roda gigi lurus dengan 2 (dua) sistim, yaitu :
a. Sistim Modul (M)
Sistim ini digunakan untuk roda gigi dan untuk satuan modul (mm).
Modul adalah perbandingan antara diameter tusuk dengan jumlah gigi
atau :
.

b. Sistim Diameteral Pitch (DP)
Sistim ini digunakan untuk roda gigi satuan inchi. Diameteral pitch adalah perbandingan antara banyaknya gigi dengan diameter tusuk
atau : 

2. Ukuran Roda Gigi
Ukuran-ukuran gigi lurus yang perlu direncanakan adalah :
|
|

a. Besar modul (M) atau diameteral Pitch (DP)
b. Banyaknya gigi (Z)
c. Diameter tusuk (Dt)
d. Diameter luar (Dl)
e. Diameter dalam (Dd)
f. Tinggi gigi (H)
g. Tinggi kepala gigi/ addendum (ha)
h. Tinggi kaki gigi/ dedendum (hd)
i. Tebal gigi/ lebar (b)
2.1.Rumus ukuran roda gigi sistim Modul (ukuran dalam millimeter)
a. Besar Modul : 

b. Banyak gigi : 

c. Diameter tusuk : Dt = Z x M
d. Diameter luar : Dl = Dt + 2M
e. Diameter dalam : Dd = Dt – ( 2,2 ÷ 2,6 ) M
f. Tinggi gigi : 

g. Tinggi kepala gigi : ha = M
h. Tinggi kaki gigi : hd = (1,1 ÷ 1,3) M
i. Tebal gigi :
- Untuk otomotif : b= (6 ÷ 8) . M
- Untuk Industri : b = (8 ÷ 12) . M
2.2.Rumus ukuran roda gigi sistim diameteral pitch (DP) ukuran dalam inchi.
a. Besar Diameteral Picth : 

b. Banyak gigi : Z = Dt x DP
c. Diameter tusuk : 

d. Diameter luar : 

e. Diameter dalam : 

f. Tinggi gigi : 

g. Tinggi kepala : 

h. Tinggi kaki : 

3. Gear Cutter (Pisau Frais Roda Gigi)
Untuk pembuatan roda gigi digunakan pisau frais roda gigi sesuai dengan jumlah gigi dan besarnya modul atau Diameteral Pitch. Pisau frais roda gigi dibuat dari bahan baja carbon (carbon steel) atau baja kecepatan potong tinggi (high speed steel = H.S.S). Bentuknya dibuat sedemikian rupa sehingga hasil pemotongannya membentuk profil gigi, yaitu garis lengkung.
Ada dua type cutter :
3.1.
Type Plain
|
Type plain baik digunakan untuk pemotongan pengasaran, tetapi dapat juga untuk penyelesaian (finishing) dan digunakan untuk pengefraisan roda gigi dengan profil gigi kecil (modul kecil).
Gambar 2. Cutter Type Plain.
3.2. Type Stocking
|
Gambar 3. Cutter Type Stocking
Pisau frais roda gigi dibuat untuk setiap ukuran sistim modul maupun sistim dimeteral pitch. Untuk setiap ukuran pisau frais roda gigi terdiri dari satu set yang mempunyai 8 buah atau 15 buah cutter.
Untuk tiap nomor cutter, hanya dipakai untuk memotong roda gigi dengan jumlah tertentu. Hal ini dibuat, karena roda gigi dengan jumlah gigi sedikit, profil giginya akan sedikit berbeda dengan profil gigi dengan jumlah gigi banyak.
Satu set cutter modul dengan 8 nomor.
No.Cutter | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 |
Untuk gigi | 12-13 | 14-16 | 17-20 | 21-25 | 26-34 | 35-54 | 55-134 | 134-rack |
Satu set cutter modul dengan 15 nomor.
No. Cutter | 1 | 1 ½ | 2 | 2 ½ | 3 | 3½ | 4 | 4½ | 5 | 5½ | 6 | 6½ | 7 | 7½ | 8 |
Untuk gigi | 12 | 13 | 14 | 15-16 | 17-18 | 19-20 | 21-22 | 23-25 | 26-29 | 30-34 | 35-41 | 42-54 | 55-80 | 80-134 | 135-rack |
Cutter yang lebih besar dari modul 10 biasanya terdiri dari 14 buah untuk tiap set dan menggunakan huruf.
No. Cutter | A | B | C | D | E | F | G | H | I | K | L | M | N | O |
Untuk Gigi | 12 | 13 | 14 | 15-16 | 17-18 | 19-20 | 21-24 | 25-28 | 29-33 | 34-41 | 42-52 | 53-80 | 81-134 | 135-rack |
Modul-modul yang digunakan dalam pembuatan roda gigi, antara lain :
0,5 | 0,75* | 1 | 1,25* | 1,5 | 1,75* | 2 | 2,25* |
2,5 | 2,75* | 3 | 3,25* | 3,5 | 3,75* | 4 | 4,5 |
5 | 5,5* | 6 | 6,5 | 7 | 8 | 9 | 10 |
11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 18 | 20 |
Tanda (*) jarang digunakan.
Satu set cutter Diameteral Pitch dengan 8 nomor.
No.Cutter | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 |
Untuk gigi | 135-rack | 55-134 | 35-54 | 26-34 | 21-25 | 17-20 | 14-16 | 12-13 |
4. Perawatan Cutter
Perawatan ini dimaksudkan adalah cara untuk memperpanjang umur cutter .
Cara-cara tersebut antara lain adalah sebagai berikut :
a. Memasang cutter pada arbor dengan cara yang benar, cukup kuat dan menggunakan pasak.
b. Pengaturan putaran dan pemakanan (feeding) sesuai dengan ketentuan, dan untuk hal ini dapat digunakan tabel berikut :
Material | Cutting speed … m/menit | |
Carbon steel cutter | H.S.S cutter | |
Cast Iron Mild steel Bronze | 18 – 20 10 – 12 40 – 50 | 25 – 40 20 – 30 30 – 80 |
Feed untuk H.S.S cutter dalam m/menit.
Diameteral Pitch (DP) | 2 | 2½ | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 10 | 12 | 16 |
Modul (M) | | | | 6 | 5 | 4 | 4,5 | 3 | 2,5 | 2 | 1,5 |
Cast Iron | 80 | 80 | 100 | 110 | 110 | 125 | 150 | 150 | 175 | 200 | 225 |
Mild steel | 35 | 35 | 50 | 60 | 62 | 75 | 100 | 110 | 110 | 125 | 150 |
c. Pendinginan yang cukup, cocok dengan bahan. Untuk besi tuang tidak menggunakan cairan pendingin.
d. Pembersihan cutter yang sempurna
e. Penyimpanan cutter dengan baik, diberi minyak pelumas dan sisi potong jangan sampai bertabrakan / bersentuhan.
5. Pemasangan Benda Kerja
Pada proses pengefraisan roda gigi, benda kerja telah dibubut dulu sesuai ukuran-ukuran yang dikehendaki. Jadi pada mesin frais hanya memotong profil giginya saja. Cara pemasangan benda kerja pada mesin frais ada bermacam-macam sesuai dengan besar kecilnya benda kerja (beban).
a. Pemasangan benda kerja dengan menggunakan mandrel.
Hal ini dilaksanakan untuk pengefraisan roda gigi yang jari-jarinya lebih kecil dari tinggi senter mesin frais. Benda kerja dipasang pada mandrel tirus atau mandrel lurus dengan pengikatan ulir, kemudian dipasang diantara dua senter kepala pembagi dan kepala lepas dan menggunakan pembawa.

Gambar 4. Menggunakan mandrel.
b. Pemasangan dengan kepala pembagi diputar vertical.
Hal ini dilaksanakan untuk pengfraisan roda gigi yang sangat besar (lebar). Benda kerja dipasang pada mandrel dengan baut dan menggunakan pendukung (steady rest) pada waktu pengefraisan. Cara pemakanan menggunakan vertical feed.

Gambar 5. Kepala pembagi diputar vertical.
c. Pemasangan dengan circular attacment (meja putar)
Pada cara ini benda kerja lebih tegar/kuat dan stabil dan tidak memerlukan steady rest. Cara pembagiannya menggunakan putaran meja putar.

Gambar 6. Menggunakan meja putar.
6. Hal-hal yang perlu diperhatikan.
a. Meja harus benar-benar sejajar dengan badan mesin (colum) dan sedekat mungkin dengan badan mesin.
b. Kepala pembagi dan kepala lepas dipasang ditengah-tengah meja dan garis senter harus sejajar dengan badan mesin.
c. Pasang benda kerja (bahan) pada mandrel yang cocok dan dengan pembawa yang baik diantara dua senter dan periksa kelurusan dan kesikuannya.
d. Stel engkol pembagi dan masukkan pen index pada lobang piring pembagi yang dikehendaki. Pemutaran engkol kepala pembagi harus cermat dan hati-hati.
e. Pemasangan cutter pada arbor mesin frais harus baik dan benar atau tidak goyang (oleng).
f. Cutter harus tepat pada pertengahan (garis sumbu) benda kerja atau diatas garis senter.
g. Putaran mesin (cutter) dan feeding harus sesuai dengan ketentuan.
7. Beberapa cara menyetel agar cutter benar-benar tepat diatas garis senter.
a. Menggunakan siku-siku dan inside caliper.
|
- Pasang siku-siku pada meja dan singgungkan pada benda kerja.
- Ukuran tebal cutter
- Jarak antara siku-siku dengan tengah-tengah cutter adalah : ½ D – ½ tebal cutter ini dapat diukur dengan inside caliper. D = diameter benda kerja
- Siku-siku dapat juga disinggungkan dengan mandrel
Gambar 7. Menggunakan siku-siku.
b. Dengan cara spotting the work.
- Putar mesin, perkiraan cutter berada diatas garis sumbu/ senter benda kerja.
- Tempelkan kertas pada benda .
- Naikkan meja hingga cutter menyinggung kertas tersebut dan stel nomor skala eretan vertical pada angka nol.
- Naikan meja ± 0,1 mm hingga cutter menyinggung benda kerja.
- Gerakkan meja dengan cross feld screw bolak-balik hingga cutter akan menggores benda kerja dan membentuk oval spot.
- Oval spot itu menyatakan bahwa di tempat itulah posisi cutter yang benar.

Gambar 8. Cara spotting the work.
c. Dengan pemutaran kepala pembagi
- Pastikan bahwa kepala pembagi mempunyai perbandingan 40 : 1 ( 40 kali putaran engkol sama dengan 1 putaran sumbu utama kepala pembagi).
- Setelah benda kerja terpasang pada mandrel dan diantara dua senter, buat garis tengah benda kerja dengan high gauge (pengukur tinggi).
- Putar kepala pembagi 10 kali, maka garis tengah tersebut akan berputar 90ยบ (diatas benda kerja).
- Tepatkan cutter pada garis tengah benda kerja tersebut, maka cutter tepat berada pada garis senter.

Gambar 9. Pemutaran kepala pembagi
8. Prosedur Pemotongan ( Langkah Kerja )
a. Setelah yakin benar, pemasangan benda kerja baik dan posisi cutter ditengah-tengah benda kerja, laksanakan setting dan gunakan kertas tipis (skala nonius eretan vertical pada nol).
b. Geser meja (longitudinal) atau cutter bebas dari benda kerja.
c. Naikkan meja setinggi depth of cut (tinggi gigi)
d. Atur putaran engkol kepala pembagi dan piringan pembagi sesuai jumlah gigi yang akan dibuat dan hilangkan backlas kepala pembagi.
e. Putar mesin, sentuhkan benda kerja hingga terjadi goresan halus pada benda kerja.
f. Putar engkol pembagi untuk mendapatkan satu gigi, kemudian sentuhkan lagi benda kerja pada cutter hingga terjadi goresan.
g. Lakukan hal tersebut diatas (f) hingga benda kerja tergores sejumlah gigi yang dikehendaki. Hal ini dilakukan untuk menghindari kesalahan. Bila ternyata jumlah goresan tidak sesuai dengan jumlah gigi berarti ada kesalahan pada pemutaran engkol kepala pembagi dan masih dapat diperbaiki.
h. Bila hal tersebut diatas (g) telah benar, potonglah hingga selesai satu gigi, ukurlah kedalam/ tebal gigi dengan menggunakan gear tooth vernier, bila ada kekurangan atur kembali depth of cut.
i. Kemudian potonglah gigi hingga selesai dengan menggunakan otomatis.
Catatan :
1. Matikan mesin (putaran cutter), bila akan menarik kembali benda kerja (meja). Hal ini dilaksanakan agar cutter tidak merusak permukaan gigi yang baru saja dipotong.
2. Pemotongan gigi untuk mendapatkan kedalaman/ tinggi gigi dapat dilakukan 2 – 3 kali pemotongan (tergantung kedalaman gigi).
III. Rangkuman
1. Roda gigi berfungsi sebagai alat penghubung putaran, pembalik arah putaran dan juga sebagai alat untuk memperkecil atau memperbesar putaran.
2. Pengefraisan roda gigi dilakukan dengan :
Sistim Modul
Sistim Diameteral Pitch
Modul adalah perbandingan antara diameter tusuk dengan jumlah gigi ; atau 

Diameteral Pitch adalah perbandingan antara banyaknya gigi dengan diameter tusuk atau 

3. Pisau frais gigi untuk setiap ukuran sistim modul maupun sistim diameteral pitch terdiri dari satu set yang mempunyai 8 buah atau 15 buah pisau frais gigi
4. Pemasangan benda kerja dapat dilakukan dengan cara :
4.1.Menggunakan mandrel (Kepala pembagi horizontal)
4.2.Kepala pembagi diputar vertical
4.3.Menggunakan Circular Attachment (meja putar)
5. Pada pengefraisan roda gigi lurus harus diperhatikan :
5.1. Meja mesin frais harus sejajar colum mesin frais
5.2. Pisau frais gigi harus distel tepat diatas garis senter benda kerja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar